Malaysia Benar-Benar Siap Perang, Ini Buktinya

Hari
Malaysia Benar-Benar Siap Perang Buktinya Surat SBY Tak Digubris, bahkan malaysia semakin menunjukkan arogansinya dan selalu mencari-cari kesalahan untuk menyudutkan Indonesia . Bagi sebagian besar bangsa Indonesia perlakuan malaysia ini memang sudah benar-benar tidak bisa diterima, tapi semua itu tetap berpulang pada keberanian pemerintah untuk mengambil tindakan tegas. Semakin Indonesia mengalah, Malaysia akan semakin arogan.

Namun, kebijakan apapun yang akan diambil pemerintah dalam menyikapi arogansi Malaysia ini tetap akan berpulang pada tujuan akhir, yaitu bahwa kebijakan pemerintah tetap demi kebaikan bangsa dan negara ini, walaupun ada sebagian masyarakat Indonesia menghendaki agar Indonesia memberi pelajaran pada Malaysia, tapi yang namanya perang tidak akan meyelesaikan masalah justru sebaliknya masyarakat sipil yang akan jadi korban… seandainya terjadi perang mendingan gua pulang kampung aja hehehe…

Dikutip dari AntaraNews - Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menilai pernyataan PM Malaysia Datuk Seri Tun Najib Razak telah menekan Republik Indonesia sekaligus membuktikan bahwa surat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak digubris oleh Najib.

"Pernyataan bernada tekanan itu bukti yang nyata surat Presiden SBY kepada PM Malaysia yang disampaikan Jumat (27/8), tidak pernah digubris," kata Syahganda melalui surat elektronik dari Jakarta, Minggu.

Najib pada Sabtu (28/8) antara lain minta pemerintah Indonesia menertibkan aksi-aksi demo di Jakarta yang dapat membuat murka warga Malaysia, juga tudingan adanya demonstran bayaran, pernyataan dua juta Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia serta investasi pengusaha Malaysia di tanah air, menunjukkan Indonesia berada dalam posisi mudah ditekan Malaysia, kata Syahganda.

"Hal ini tentu bukan sikap dewasa dari petinggi Malaysia karena mengeluarkan sikap yang selalu merendahkan Indonesia," kata mantan Direktur Eksekutif Center for Information and Development Studies (Cides) itu.

Syahganda mengaku prihatin atas respons dari Malaysia terkait surat Presiden Yudhoyono yang sama sekali tidak mencerminkan rasa hormat maupun sikap bersahabat terhadap bangsa Indonesia, khususnya terhadap Presiden Yudhoyono.

Ia menegaskan, pemerintah Indonesia tidak boleh menunjukkan sikap yang "pasrah" menghadapi Malaysia, baik melalui surat Presiden SBY ataupun berupa tindakan para menterinya.

"Rakyat dan seluruh elemen bangsa menghendaki Indonesia membangun politik yang bermartabat selaku negara besar di panggung internasional sekaligus memuliakan harapan serta kepentingan bangsa yang berdaulat," ujarnya.

Ia berharap Presiden Yudhoyono mengambil hikmah yang dalam atas semua permasalahan dengan Malaysia akhir-akhir ini.

Surat Presiden Yudhoyono kepada Najib berisi dua butir utama yakni kesepakatan membuat hubungan kedua negara kembali harmonis dan mendorong upaya percepatan pembicaraan tentang perbatasan.
Share on :